Info Cincin Nikah Bekasi – Kita semua mengetahui bahwa cincin tunangan dan kawin identik menggunakan bahan emas, perak 925, palladium dan platinum. Kita melihat disisi lain bahwa segala hal di dunia ini pasti berevolusi, baik itu pengetahuan, teknologi, manusia, bahkan hingga hal terkecil seperti cincin tunangan pun berevolusi. Menurut Wikipedia, evolusi merupakan proses perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur seiring waktu. Setiap perubahan umumnya akan menjadi bentuk lain yang dinilai lebih baik dari sebelumnya. Sesuatu yang berevolusi biasanya akan menyesuaikan kebutuhan masyarakat luas. Seiring berkembangnya ilmu atau pengetahuan, maka akan ada evolusi di dalamnya.
Pusat Cincin Tunangan Dan Cincin Nikah Bekasi
Latifa Jewelry Bekasi
Produksi cincin bahan emas, perak 925, palladium dan platinum
Model Couple dan Custom
Cincin tuangan bukanlah sekadar perhiasan semata. Benda kecil yang dipasang melingkar di jari manis sebelah kiri ini menandakan sebuah komitmen besar dalam hubungan. Seperti model pakaian, cincint tunangan juga mengalami banyak perubahan sejak 100 tahun yang lalu, mulai dari bahan dasar hingga permata yang terpasang. Tetapi beberapa desain terbukti tidak lekang oleh waktu.
Membahas evolusi cincin tunangan sama artinya dengan menceritakan kembali sejarah di zaman Romawi Kuno, ketika pasangan mulai memberi pasangan barang-barang berharga untuk menunjukkan cinta mereka.
Mengutip dari berbagai sumber, ternyata begini evolusi cincin tunangan selama berabad-abad lamanya.
850
Berabad-abad lalu, tepatnya pada tahun 850 setelah masehi, seorang uskup Roma bernama Pope Nicholas I menyatakan bahwa cincin tunangan merupakan simbol dari pernyataan seorang laki-laki untuk menikahi pasangannya.
Cincin tunangan, yang diberikan oleh laki-laki, juga menjadi sebuah tanda pengorbanan finansial sang laki-laki untuk calon mempelai wanitanya. Pada masa ini, emas merupakan material yang paling populer untuk dijadikan cincin tunangan.
1447
Gemological Institute of America (GIA) mencatat laki-laki umumnya akan memberi pasangan wanita mereka sebuah cincin yang terbuat dari gading, batu, tulang, tembaga, atau besi, pada zaman Roma Kuno. Tujuannya adalah untuk menandakan adanya kontak bisnis maupun menegaskan perassan cinta dan kesetiaan.
Di tahun ini, untuk pertama kalinya seorang laki-laki yakni Achduke Aximilian dari Austria memberi cincin berlian untuk mempelai wanitanya bernama Mary of Burgundy.
1525
Gimmel ring atau cincin gimmel merupakan yang paling populer di masa ini. Orang-orang membuat 2 atau 3 cincin yang mirip. Setelah bertunangan, masing-masing calon suami istri akan memakai cincin tersebut. Kemudian saat acara pernikahan, pasangan menyatukan semua cincin di jari sang wanita. Jadi, yang memakai cincin selama pernikahan mereka adalah pihak wanita.
Teolog dan pembaharu agama Jerman, martin Luther menikahi catherine Bora menggunakan model cincin ini pada 1525.
1600
Di tahun ini, cincin tunangan model posy atau posy ring berbahan perak sangat populer. Posy ring merupakan model cincin dengan tulisan pendek terpatri di permukaan cincin tersebut. Seperti zaman sekarang, banyak orang mengukir nama mereka di cincin tunangan maupun cincin kawin pasangan. Umumnya, kalimat pendek yang dipatri merupakan kutipan puitis dari sang penyair besar Inggris, William Shakespeare. Pada beberapa kesempatan, pasangan akan saling bertukar posy ring emas saat acara pernikahan.
1650
Sama halnya dengan teknologi, cincin juga menuai pro dan kontra. Ini terjadi pada pertengahan abad ke-17, di mana Kaum Puritan Inggris meminta agar tidak berilekaukannya lagi cincin tunangan atau cincin kawin. Mereka percaya bahwa cincin sebagai simbol adanya hubungan dengan pendeta, ritual agama, dan kelompok yang tidak beragama serta belum bertobat.
1840
Untuk pertama kalinya cincin tunangan dengan mata berlian masuk ke Amerika Serikat. Tetapi tren cincin ini tidak begitu populer hingga tahun 1930-an.
1867
Penemuan tambang berlian di Cape Colony, yang sekarang menjadi provinsi di Afrika Selatan menandakan semakin melimpahnya suplai berlian sejak saat itu di negara Barat.
1901
Di era Edwardian (1901 hingga 1910), model cincin tunangan ditandai dengan detail yang rumit dan mulus. Sebagian besar, cincin memiliki berlian besar di tengah dengan desain halus di sekitarnya. Terdapat juga berlian-berlian kecil di sekitar mata, terpasang di ukiran band cincin.
1910
Batu paling populer untuk cincin tuangan selama periode tahun ini adalah berlian potong Eropa kuno. Batu berlian besar yang dipotong secara manual atau dengan tangan cekatan menjadi populer sejak pergantian abad hingga tahun 1930-an.
1920
Tahun 1920-an, zaman sudah berubah dan mode juga mengalami revolus. Dalam masa ini, mode, seni, dan cincin tunangan sudah terbilang modern. Sejak gaya art deco, yakni cincin dengan desain pola yang unik tetapi cantik, telah menggantikan gaya rumit cincin era Edwardian.
Pada tahun ini, cincin menggunakan kombinasi berlian dengan batu permata berwarna, yang membuat cincin terlihat sangat cantik.
1922
Berlian potong Asscher adalah salah satu gaya paling populer di tahun 1920-an. Gaya cincin tunangan ini diciptakan oleh keluarga Asscher dengan potongan yang dipatenkan dan menggunakan faset cutting untuk membuat berlian tampak lebih jernih.
1925
Cincin mulai menggunakan batu permata campuran, seperti safir, zamrud, atau ruby. Tetapi desain yang digunakan masih perhiasan khas art deco.
1930
Pada zaman Great Depression atau zaman malaise, orang-orang memilih cincin tunangan yang tidak begitu mewah. Sehingga, mereka mulai membuat gaya cincin tuangan yang lebih sederhana dan berlian dengan potongan kecil.
1939
Platinum mulai secara luas digunakan sebagai bahan cincin tunangan. Ini terjadi sampai Perang Dunia II melanda, sebagai bahan yang dibutuhkan untuk upaya perang.
Jenis Batu Untuk Cincin Tunangan Dan Cincin Nikah Bekasi
Pusat Cincin Tunangan Dan Cincin Nikah Bekasi
Latifa Jewelry Bekasi
Produksi cincin bahan emas, perak 925, palladium dan platinum
Model Couple dan Custom
1940
Desain cincin tunangan menjadi lebih rumit. Masyarakat mulai membuat cincin tunangan dengan desain dedaunan, bunga, busur, hingga bentuk hati. Sementara batu permata tetap berpotongan kecil-kecil.
1942
Meski mulai digunakan secara luas, platinum masih langka pada tahun 40-an. Sehingga mereka tetap menggunakan emas kuning.
1950
Dua tahun sebelumnya, perusahaan berlian terkemuka dunia De Beers mulai memasarkan berlian dan mengkampanyekan produknya dengan meyakinkan publik bahwa berlian merupakan simbol pernikahan abadi.
Kampanye pemasaran mereka berhasil, hingga pada 1950-an penjualan cincin tunangan dengan mata berlian meroket dan kebiasaan melamar menggunakan cincin berlian menjadi norma.
Model yang paling umum adalah batu solitaire dengan berlian baguette cut di sekelilingnya.
1953
Publik sudah tertarik pada Jacqueline Kennedy jauh sebelum dia menjadi Ibu Negara Amerika Serikat. Bahkan, cincin pertunangannya dari John F. Kennedy berpengaruh besar pada tren cincin tunangan.
Cincin tunangan mereka bernama Cincin Van Cleef & Arpels memiliki desain yang rumit dengan potingan berlian dan batu zamrud. Kemudian dipadukan dengan berlian berbentuk daun di bawahnya.
1966
Cincin tunangan dengan potongan berlian berbentuk pir mulai populer setelah pemyanyi legendaris Amerika Frank Sinatra melamar Mia Farrow. Meski hubungan mereka sudah berakhir, model cincin berlian berpotongan seperti buah pir tetap diminati hingga puluhan tahun berikutnya.
1975
Orang-orang mulai membuat sepasang cincin serasi untuk masing-masing calon istri dan suami. Pedagang perhiasan mulai menjual satu set cincin tunangan sekaligus satu set cincin kawin.
1982
Lady Diana, ibunda dari putra kerajaan Inggris Pangeran Willian serta Pangeran Harry memilih cincin safir dengan berlian kecil membingkainya. Siapa sangka jika cincin tunangan dengan batu berwarna mulai kembali populer gegara menantu Ratu Elizabeth II ini.
Pangeran William memberikan cincin safir ini kepada Kate Middleton sebagai cincin tunangan pada Oktober 2010 silam.
!990
Di tahun ini, tren minimalis kembali populer. Bahan yang dipakai sebagai cincin tunangan adalah emas kuning 24 karat, serta platinum, serta emas putih.
1998
Potongan marquise sangat populer pada akhir tahun 90-an setelah Victoria Beckham memamerkan cincin tunangannya dengan sang pesepak bola David Beckham. Potongan itu sebenarnya berbentuk lonjong dengan sudut lancip.
2017
Tahun ini, Pangeran Harry memilih berlian Botswana dengan dua berlian lebih kecil mengapitnya sebagai cincin tunangannya dengan Meghan Markle. Model cincin bermata tiga ini menciptakan ketertarikan baru yang belum populer sejak tahun 80-an.
2020
Tren terbesar pada 2020 adalah batu solitaire besar berbentuk oval pada band tipis, baik pavé maupun polos. Cincin dengan band kecil polos membuat berlian tampak sangat mencolok, seperti milik Hailey Bieber.
Itulah revolusi dari cincin tunangan selama berabad-abad lamanya. Mana yang menurutmu paling menarik perhatian?
Pusat Cincin Tunangan Dan Cincin Nikah Bekasi
Latifa Jewelry Bekasi – Jawa Barat
Produksi cincin bahan emas, perak 925, palladium dan platinum
Model Couple dan Custom
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Revolusi Cincin Nikah dan Tunangan Dari Masa Ke Masa